Warga Kalurahan Guwosari, Kapanewon Pajangan, Kabupaten Bantul berhasil melakukan pengolahan sampah hingga menghasilkan rupiah.
Upaya itu dilakukan lewat pembentukan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Go-Sari yang operasionalnya didukung oleh alokasi Dana Keistimewaan (Danais).
Lurah Kalurahan Guwosari, Masduki Rahmad mengungkapkan, TPS Go-Sari merupakan unit layanan sampah dari Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Guwosari yang didirikan sejak November 2019 lalu.
Latar belakang pembangunan TPS tersebut mempertimbangkan rencana tata ruang dan wilayah Kalurahan Guwosari yang diprediksi akan menjelma menjadi perkampungan padat penduduk dalam beberapa waktu ke depan.
Selain itu juga ada rencana pembangunan perguruan tinggi di Guwosari yang tentunya akan berimbas pada peningkatan sampah yang diproduksi masyarakat.
Menyikapi kondisi tersebut maka diperlukan adanya upaya pengolahan sampah maupun limbah secara terpadu agar masalah sampah tidak menjadi bom waktu di kemudian hari
“Kita juga ingin mengimplementasikan memayu hayuning bawono, bagaimana kita bisa merawat jagad dan memperindah dunia,” ucap Masduki dalam podcast Rembag Kaistimewan yang ditayangkan kanal YouTube Paniradya Kaistimewan, Kamis (24/8/2023).
Dia melanjutkan, Kalurahan Guwosari memiliki tagline merdeka dari sampah. Tagline tersebut memotivasi masyarakat untuk terbebas dari belenggu permasalahan sampah.
Misalnya ketika TPA Piyungan dilakukan penutupan, hal tersebut tidak berdampak di Kalurahan Guwosari karena wilayah tersebut memiliki tempat pengolahan sampah sendiri. TPS itu juga bisa menghasilkan keuntungan jutaan rupiah per bulan.
“Baik TPA Piyungan itu tutup atau buka kita tetap kita ingin harapannya tetap merdeka, tetap melayani dan melakukan pengolahan,” jelasnya.
Kepala Unit Pengelolaan Sampah BUMDes Guwosari, Nur Muntaha mengungkapkan, TPS Go-Sari mampu mengelola sampah secara mandiri dengan konsep zero waste atau pengelolaan dengan melakukan pemilahan, pengomposan, dan pengumpulan barang layak jual. Sekitar 1 ton sampah per hari bisa diolah menjadi berkah.
“Kita ambil sampah di rumah tangga bahkan secara komunal kita juga melayani. Jadi jemput sampah nanti dimasukkan ke Gudang Go-Sari kemudian kita pilah sesuai jenisnya kemudian kita pilih mana yang punya nilai ekonomis,” terang Nur Muntaha
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, Ari Budi Nugroho menambahkan, ada tiga kalurahan di Kabupaten Bantul yang mendapat alokasi Danais melalui skema BKK di 2023 ini.
Anggaran Danais tersebut dianggap membantu merealisasikan program kegiatan yang dilakukan pihak kalurahan. Salah satunya pengembangan TPS Go-Sari yang sudah dirasakan manfaatnya oleh warga sekitar.
“Yang kami rasakan dengan adanya Danais ini istilahnya bisa bersinergi karena kegiatan di Guwosari ini bersinergi dari berbagai sumber baik APBD, CSR, Danais juga ada sehingga ini saling melengkapi,” katanya.
Sementara Kepala Sub Bidang Perencanaan Urusan Kebudayaan Paniradya Kaistimewan, Eri Nurhayati mengungkapkan, Pemda DIY melalui Paniradya Kaistimewan ikut mendukung pengelolaan sampah mandiri tersebut dengan menggelontorkan Rp 1,6 miliar ke Kalurahan Guwosari di tahun anggaran 2023 ini.
“Kita untuk BKK kalurahan ini memang harus melalui OPD pengampunya dalam hal ini adalah DLHK DIY. Meski demikian kami juga melakukan peninjauan ke lapangan untuk melihat implementasinya,” ujarnya.
Tulisan ini tayang di: https://jogja.tribunnews.com/2023/08/24/tps-go-sari-di-kalurahan-guwosari-bantul-ubah-masalah-sampah-jadi-berkah